Kebakaran Gudang Mercon Yang Masih Menyisakan Duka Mendalam
Kebakaran gudang mercon yang terjadi pada 26 September lalu menorehkan luka mendalam bagi para keluarga korban. Karenanya banyak sekali korban meninggal dengan keadaan fisik yang sudah sangat susah untuk dikenali bahkan juga ada yang sudah tidak bisa untuk dikenali. Ada seorang pasien korban ledakan dan kebakaran gudang mercon yang meninggal. Sami (35), harus menghembuskan nafas terakhirnya setelah mendapatkan perawatan intensif di ICU RSUD Kabupaten Tangerang.
Kombes Harry Kurniawan mengatakan, Sami, menjadi korban terakhir yang harus meninggal setelah dirawat intensif di ICU RSUD Kabupaten Tangerang. Sebelumnya ia sudah menjalani perawatan selama 8 hari sejak kejadian berlangsung, namun takdir berkata lain. Sebelum Sami, juga sudah ada 3 korban lain yang meninggal pada masa perawatan.
“Kami dapat kabar, satu pasien atas nama Ibu Sami meninggal dunia pada pukul 08.31 WIB,” kata Harry di Mapolres Metro Tangerang, Jumat (3/11).
Selain itu, hingga kini masih ada 7 pasien yang masih menjalani perawatan di RSUD Tangerang. Pihak kepolisian tengah berkoordinasi kepada pihak RSUD Tangerang untuk mempersiapkan prosesi pemakaman atas meninggalnya korban kebakaran itu.
“Untuk pemakaman di tangerang. Dan prosesi kita akan memfasilitasinya,” katanya.
Kepolisian melalui Tim DVI (Disaster Victim Identification) saat ini juga masih terus berupaya untuk mengidentifikasi seluruh jenazah korban ledakan gudang kembang api di Kosambi. Karena jika tidak lagi bisa diidentifikasi maka korban terpaksa dikuburkan secara massal.
Sampai saat ini total jenazah yang sudah teridentifikasi ada sebanyak 33 korban. Sisa korban yang belum teridentifikasi masih ada sebanyak 16 kantong jenazah. Sebelumnya juga, Kabid Dokpol Pusdokkes Polri Kombes Pol Pramujoko mengatakan bahwa identifikasi jenazah makin sulit dilakukan. Sebab itu ia mengungkapkan akan dilakukan kubur massal.
“Jadi makin kesini makin sulit, mungkin nanti ketika DNA sudah berakhir dan tidak bisa ditemukan lagi, akan ada jenazah yang dilakukan pemakaman massal, karena tidak bisa teridentifikasi lagi,” kata Pramujoko.
No comments
Note: Only a member of this blog may post a comment.